ANTAGOPA, DEMANG, dikenal dalam dunia pewayangan karena ia mendapat tugas dari Prabu Basudewa untuk mengasuh dan mendidik, sekaligus menyembunyikan tiga orang putranya. Ketiga putra raja Mandura itu, Kakrasana, Narayana, dan Rara Ireng atau Bratajaya, terancam keselamatannya karena menjadi sasaran usaha pembunuhan yang akan dilakukan oleh Kangsa. Dengan berbagai kesulitan, Antaboga dan istrinya berhasil menunaikan tugas itu dengan baik.
Selain itu Demang Antagopa juga berjasa pada Kerajaan Mandura karena dianggap menyelamatkan nama baik kerajaan. Ia bersedia menjadi suami Ken Sayuda, dayang istana yang terlibat skandal dengan Aryaprabu Rukma, Ugrasena, Basudewa, dan bahkan juga dengan Prabu Basukunti sendiri. Skandal itu mengakibatkan Ken Sayuda melahirkan lima orang anak gelap, yakni Pragota, Prabawa, Udawa, Adimenggala, dan Rarasati atau Larasati. Setelah menjadi istri Demang Antagopa, nama Ken Sayuda diganti menjadi Nyai Segopi. Sebelum diserahi mengasuh tiga putra Basudewa, Antagopa telah lebih dulu mengasuh Dewi Larasati, yang sebenarnya putri gelap Ugrasena, adik Basudewa. Karena jasanya menyelamatkan nama baik keluarga Kerajaan Mandura itulah, Antagopa yang semula hanya seorang penggembala ternak, diangkat menjadi demang di Widarakandang.
Nama Antagopa artinya adalah penjaga perbatasan atau gembala. Kata 'anta' artinya 'batas', sedangkan kata 'gopa' artinya 'penjaga'. Sementara itu 'gopa' juga bisa berarti lain, karena kata 'go' artinya 'sapi'; dan kata 'pa' artinya 'penjaga'. Dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa gagrak Yogyakarta, tokoh Antagopa dirupakan dalam wanda Boren.
Catatan:
Demang, jabatan semacam camat di masa kini. Menurut Kitab Hariwangsa yang merupakan lampiran Kitab Mahabarata, Antagopa yang dalam kitab itu disebut Gopa dan istrinya yang bernama Yasoda, hanya dititipi bayi Krishna (Kresna). Mereka tinggal di Desa Wajra, di tepi Kerajaan Mathura. Sedangkan bayi Baladewa, diberikan oleh Dewi Nendra, seorang dewi yang berkuasa atas rasa ngantuk, kepada Rohini, salah seorang istri Basudewa (Vasudewa) yang tidak ikut dipenjara.
Demang ANTAGOPA, gambar grafis Wayang Kulit Purwa gagrak Surakarta.
Posting Komentar