Sejarah berdirinya Bilawa, berawal dari ide dari Bp. Ambar Soegito (alm.), yang mengamati tentang budaya jawa yang sudah mulai dilupakan oleh masyarakat jawa sendiri. Bagaimana kita bisa menghormati budaya orang lain bila budaya kita sendiri tidak dilakukan.
Tepatnya pada tanggal 13 Maret 2009, beliau mengumpulkan beberapa pakar budaya jawa yang berasal dari berbagai daerah, pada saat itu Bp. Ambar Soegito memberikan semua fasilitas untuk cita-citanya yang luhur agar bisa tercapai. Pertemuan tersebut diadakan di Hotel Candisari Karanganyar Kebumen Jawa Tengah pada hari Minggu Pukul. 19.30 WIB, yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain : Bp. Drs. Viktor (Pakar Budaya Jawa Kebumen), Bp. Turiyo, S.Pd. (Penulis & Satrawan Jawa Kebumen), Bp. Drs. B. Sutoto (Penulis), Bp. Suherman, S.Pd (Penulis) dan masih banyak lagi pakar budaya yang hadir pada pertemuan tersebut.
Pada pertemuan tersebut diputuskan untuk mencetak Lembar Kerja Siswa (LKS) SD/MI kelas 1 s/d 6 dengan nama "BILAWA" yang disingkat Bimbingan dan Latihan Bahasa Jawa, sebagai langkah awal memperkenalkan budaya jawa pada dunia pendidikan, yang menjadi tujuan bersama bukan semata-mata keuntungan yang didapat melainkan agar budaya jawa dapat diterima oleh anak usia dini.
Cita-cita Bp. Ambar Soegito yang pada saat itu masih menjabat Anggota DPRD Kabupaten Kebumen belum sempat tercapai beliau lebih dahulu kembali ke Rahmatullah, dengan meninggalkan beberapa kenangan tentang Bilawa. Namun dari dukungan berbagai pihak dan tim Bilawa, akhirnya cita-cita Bp. Ambar Soegito dilanjutkan oleh putera I (pertama) bernama Bayu Wibowo, yang pada akhirnya tercetak LKS Bilawa untuk SD/MI kelas 1 s/d 6.
Alhasil cetakan LKS Bilawa SD/MI belum dapat diterima sepenuhnya oleh kalangan pendidik, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : kurangnya tim lapangan dalam mempromosikan LKS Bilawa dan kebanyakan kalangan pendidik masih menggunakan LKS dari penerbit luar kota, padahal bila dibandingkan dengan LKS dari penerbit lain Bilawa paling unggul baik dari kertas, hasil cetakan, design dan isi dari LKS Bilawa lebih berbobot, namun para pendidik belum sepenuhnya memahami hal tersebut karena kurangnya sosialisasi serta persaingan di dunia buku yang sangat ketat.
Mencermati kegagalan tersebut Bayu Wibowo bersama dengan rekan penulis Bilawa mengadakan sosialisasi dengan mengadakan pertemuan dengan Unit Pembantu Tekhnis ( UPT ) dari 26 Kecamatan di Kabupaten Kebumen dan Beberapa K3S untuk membantu pendistribusian LKS Bilawa tingkat SD/MI, namun sekali lagi tidak banyak membantu kelancaran pendistribusian LKS Bilawa tersebut.
Kemudian Bayu Wibowo mengadakan pertemuan dengan semua penulis dan tim lapangan untuk mencari solusi terbaik untuk mendistribusikan LKS Bilawa tingkat SD/MI. Di pertemuan tersebut Bayu Wibowo diperkenalkan oleh seorang pakar budaya jawa yang masih sangat muda, beliau diajak oleh penulis Bp. Turiyo S.Pd, untuk ikut dalam pertemuan yang diadakan oleh Bayu Wibowo. Usai pertemuan antara Bayu Wibowo dan Bp. Eko Wahyudi, S.Pd yang sampai saat ini masih menjadi Pengajar di SMP Negeri 1 Karangsambung dan merangkap sebagai Ketua MGMP Bahasa Jawa Tingkat Kabupaten Kebumen. Dalam pertemuan tersebut dibuat kesepakatan untuk mencetak LKS Bilawa tingkat SMP/MTs, yang sampai saat ini masih digunakan oleh para pendidik bahasa jawa di Kabupaten Kebumen, berkat kegigihan beliau LKS Bilawa SMP/MTs dapat diterima lebih dari 90% SMP/MTs yang ada di Kabupaten Kebumen.
Adapun ide dari Bp. Eko Wahyudi, S.Pd untuk menditribusikan LKS Bilawa Tingkat SD/MI adalah sebagai berikut :
Pada pertemuan tersebut diputuskan untuk mencetak Lembar Kerja Siswa (LKS) SD/MI kelas 1 s/d 6 dengan nama "BILAWA" yang disingkat Bimbingan dan Latihan Bahasa Jawa, sebagai langkah awal memperkenalkan budaya jawa pada dunia pendidikan, yang menjadi tujuan bersama bukan semata-mata keuntungan yang didapat melainkan agar budaya jawa dapat diterima oleh anak usia dini.
Cita-cita Bp. Ambar Soegito yang pada saat itu masih menjabat Anggota DPRD Kabupaten Kebumen belum sempat tercapai beliau lebih dahulu kembali ke Rahmatullah, dengan meninggalkan beberapa kenangan tentang Bilawa. Namun dari dukungan berbagai pihak dan tim Bilawa, akhirnya cita-cita Bp. Ambar Soegito dilanjutkan oleh putera I (pertama) bernama Bayu Wibowo, yang pada akhirnya tercetak LKS Bilawa untuk SD/MI kelas 1 s/d 6.
Alhasil cetakan LKS Bilawa SD/MI belum dapat diterima sepenuhnya oleh kalangan pendidik, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : kurangnya tim lapangan dalam mempromosikan LKS Bilawa dan kebanyakan kalangan pendidik masih menggunakan LKS dari penerbit luar kota, padahal bila dibandingkan dengan LKS dari penerbit lain Bilawa paling unggul baik dari kertas, hasil cetakan, design dan isi dari LKS Bilawa lebih berbobot, namun para pendidik belum sepenuhnya memahami hal tersebut karena kurangnya sosialisasi serta persaingan di dunia buku yang sangat ketat.
Mencermati kegagalan tersebut Bayu Wibowo bersama dengan rekan penulis Bilawa mengadakan sosialisasi dengan mengadakan pertemuan dengan Unit Pembantu Tekhnis ( UPT ) dari 26 Kecamatan di Kabupaten Kebumen dan Beberapa K3S untuk membantu pendistribusian LKS Bilawa tingkat SD/MI, namun sekali lagi tidak banyak membantu kelancaran pendistribusian LKS Bilawa tersebut.
Kemudian Bayu Wibowo mengadakan pertemuan dengan semua penulis dan tim lapangan untuk mencari solusi terbaik untuk mendistribusikan LKS Bilawa tingkat SD/MI. Di pertemuan tersebut Bayu Wibowo diperkenalkan oleh seorang pakar budaya jawa yang masih sangat muda, beliau diajak oleh penulis Bp. Turiyo S.Pd, untuk ikut dalam pertemuan yang diadakan oleh Bayu Wibowo. Usai pertemuan antara Bayu Wibowo dan Bp. Eko Wahyudi, S.Pd yang sampai saat ini masih menjadi Pengajar di SMP Negeri 1 Karangsambung dan merangkap sebagai Ketua MGMP Bahasa Jawa Tingkat Kabupaten Kebumen. Dalam pertemuan tersebut dibuat kesepakatan untuk mencetak LKS Bilawa tingkat SMP/MTs, yang sampai saat ini masih digunakan oleh para pendidik bahasa jawa di Kabupaten Kebumen, berkat kegigihan beliau LKS Bilawa SMP/MTs dapat diterima lebih dari 90% SMP/MTs yang ada di Kabupaten Kebumen.
Adapun ide dari Bp. Eko Wahyudi, S.Pd untuk menditribusikan LKS Bilawa Tingkat SD/MI adalah sebagai berikut :
- Mengadakan Lomba Mewarnai Wayang Tingkat SD/MI se Kabupaten Kebumen yang diadakan pada tanggal 12 Juni 2011;
- Memberikan secara gratis kepada siswa yang ikut lomba mewarnai wayang dan menabung di KSU Pribumi Indonesia;
- Memperbanyak tim lapangan untuk mempromosikan langsung ke sekolah-sekolah di Kabupaten Kebumen.
- Masih banyak lagi metode yang dilakukan oleh Bp. Eko Wahyudi, S.Pd. demi tercapainya cita-cita Bp. Ambar Soegito.
Mengingat cita-cita Bp. Ambar Soegito yang sangat luhur, kami tim Bilawa Kabupaten Kebumen mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mensosialisasikan Bilawa sebagai cikal bakal Budaya Jawa dapat ditanamkan kepada siswa didik usia dini.
+ komentar + 2 komentar
Aku pesan stunggal mas borsa
Lumayan ad yg komentar dua kali
Posting Komentar